Pulang Malam

Kiriman Member : Hermansyah

pukul 11 malam ini terpaksa aku harus pulang, walupun jarak dari cijerah ke kiara condong lumayan jauh ditambah sedari sore hujan terus mengguyur daerah bandung.

jalan becek, udara dingin membuat malas, tapi apa boleh buat aku tidak mungkin menginap dirumah temanku yang sederhana, karena dirumah yang bisa dibilang kecil itu dihuni oleh keluarga besar, yaahh terpaksa mau tak mau aku memacu motor untuk pulang,rumah kawanku ini tergolong di daerah bandung pinggiran, sekitarnya di kelilingi pesawahan yang luas, hatiku merasa dek dekan ketika mengetahui di beberapa meter lagi akan melewati area pemakaman umun yang gelap dan ditumbuhi pohon-pohon rindang besar jalanan terasa begitu sepi.

untuk menghibur diri aku coba bernyanyi lagu band lokal dengan suara pelan, baru saja beberapa bait cahaya lampu motorku mengarah pada genangan air yang menutupi jalan, belum sempat sadar motorku sudah masuk keair

"ah sial,!! banjir" aku menggerutu pelan

benar saja motorku tergenang air, meski tidak tinggi air banjir hanya sampai sepaha, namun cukup membuat motorku mati, beberapa kali mencoba menghidupkan motor namun hasilnya nihil,

aku sejenak terdiam, mataku memerhatikan sekeliling siapa tau ada orang lewat

ya ampun, aku baru sadar ini adalah areal pemakamamn umum

" kenapa harus di tempat ginian sih mogoknya?!!" sekali lagi aku menggerutu sendiri

bulu kunduk terasa berdiri, aku takut, sekelebat bayangan putih terlihat di kegelapan,, aku merasa dari arah kuburan ada yang memperhatikan , karena rasa takut aku berusaha untuk tidak menoleh, dan tetap mendorong motor agar cepat keluar dari genangan air.

samar-samar terdengar seorang laki-laki bertanya dengan suara parau

" kenapa motornya kang,?"

aku menoleh sosok yang berdiri sekitar dua meter dari arahku,, ya ampunnn aku tersentak kaget sesosok tubuh dibalut kain putih dengan ujung kepala di ikat seperti pocong, ya itu pocong wajahnya seperti busuk karena banyak belatung menempel
kontan saja aku berusaha berlari dalam genangan air, susah payah sambil mendorong motor,,

"tolooonngggg" aku berteriak sekencang-kencangnya

"tolooooong,,,,,,,,, pocoooooooooooong,,,,,,,,,"

sambil beerteriak dan berlari tidak karuan, akhirnya aku sampai di jalan yang banjirnya tidak terlalu tinggi, air hanya menggenang sebatas mata kaki tapi aneh motorku ini terasa semakin berat sambil terus mendorong aku merasakan keganjilan seperti ada yang menumpangi motorku, penasaran aku menoleh kebelakang.

sialan!!! benar saja pocong itu menunggangi motorku, dengan jelas aku melihat muka seram pocong itu dari jarak sekitar 10cm muka busuk dengan darah mengering , belatung tampak begitu menjijikan menempel di wajah dengan mata yang sudah terlihat mengecil ,, kontan saja aku semakin ketakutan, tanpa berfikir panjang aku tinggalkan motorku lantas berlari tunggang langgang sambil berteriak-teriak minta tolong...

akhirnya aku di tolong beberapa warga yang terbangun karena suara teriakanku, lantas bersama-sama mengambil motor yang aku tinggalkan di jalan tadi.

the end